Survei kepuasan pengguna aplikasi ujian daring SIJARING telah diluncurkan seiring berakhirnya sumatif tengah semester STS Ganjil 2025/2025. Survey ini untuk menjaring respons langsung dari peserta ujian untuk mengevaluasi totalitas pelaksanaan ujian daring dengan jumlah responden sebanyak 336 peserta didik kelas X. Survei mencakup sembilan poin pertanyaan setuju/tidak setuju terkait aspek kemudahan penggunaan—mulai dari instalasi, pemilihan mata pelajaran hingga keluar aplikasi. Selain itu, survei ini juga secara spesifik menggali informasi mengenai potensi kecurangan dan menampung kritik/saran mendalam untuk perbaikan menyeluruh pada panitia, pengawas, maupun aplikasi itu sendiri.
Hasil Survey Setuju/ Tidak Setuju

Gambar 1. Grafik responden terkait pertanyaan Aplikasi SIJARING mudah diinstal pada perangkat saya.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan penilaian positif terhadap kemudahan penggunaan aplikasi SIJARING. Sebanyak 69% responden setuju dan 19% sangat setuju bahwa aplikasi SIJARING mudah diinstal, sehingga hanya sebagian kecil yang menyatakan kurang setuju (9%) dan tidak setuju (4%).

Gambar 2. Grafik responden terkait pertanyaan Pengaturan simple keyboard mudah dilakukan.
Pada aspek teknis pengaturan simple keyboard, sebagian besar responden menilai cukup mudah (60% setuju, 15% sangat setuju), meskipun masih terdapat 25% yang merasa kurang atau tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa fitur keyboard masih perlu ditingkatkan agar lebih ramah pengguna.

Gambar 3. Grafik responden terkait pertanyaan Saya mudah mengakses aplikasi SIJARING untuk masuk ujian.
Pada aspek teknis lainnya, mayoritas responden memberikan penilaian positif terhadap aspek kemudahan mengakses aplikasi untuk masuk ujian, di mana 68% setuju dan 20% sangat setuju, menunjukkan aksesibilitas aplikasi tergolong baik.

Gambar 4. Grafik responden terkait pertanyaan Saya mudah memilih mata pelajaran yang akan diujikan.
Kemudahan dalam memilih mata pelajaran juga mendapat respons positif, dengan 73% setuju dan 17% sangat setuju, menunjukkan tombol navigasi pemilihan menu mata pelajaran mudah dipahami.

Gambar 5. Grafik responden terkait pertanyaan Saya mudah keluar dari aplikasi SIJARING setelah selesai ujian.
Berdasarkan data yang disajikan, mayoritas responden menunjukkan persetujuan kuat terhadap kemudahan keluar dari aplikasi setelah selesai ujian. Sebanyak 85% dari responden menyatakan persetujuan (gabungan 65% setuju dan 20% sangat setuju). Hanya sebagian kecil, yaitu 15% responden, yang menyatakan keraguan atau ketidaksetujuan (gabungan 11% kurang setuju dan 4% tidak setuju). Hal ini menunjukkan aspek kemudahan keluar dari aplikasi dinilai sangat baik dan tidak menimbulkan masalah bagi hampir seluruh pengguna.

Gambar 6. Grafik responden terkait pertanyaanNilai yang ditampilkan setelah ujian transparan dan bisa dipercaya.
Tingkat transparansi nilai juga dinilai tinggi, dengan 69% setuju dan 15% sangat setuju, menandakan kepercayaan siswa terhadap sistem cukup baik.

Gambar 7. Grafik responden terkait pertanyaanPengawas ujian aktif dalam mengawasi jalannya ujian.
Dalam aspek pengawasan, mayoritas siswa (65% setuju, 21% sangat setuju) menilai pengawas aktif dalam menjalankan perannya.

Gambar 8. Grafik responden terkait pertanyaan Saya mudah mendapatkan bantuan jika terjadi masalah pada aplikasi.
Selain itu, akses terhadap bantuan teknis juga dinilai memadai, dengan 65% setuju dan 20% sangat setuju.

Gambar 9. Grafik responden terkait pertanyaan Kemungkinan saya untuk menyontek selama ujian sangat kecil.
Namun, pada indikator kemungkinan menyontek, terlihat adanya persepsi yang cukup bervariasi. Sebanyak 43% setuju dan 21% sangat setuju bahwa kemungkinan menyontek kecil, tetapi masih ada 20% tidak setuju dan 16% kurang setuju (jumlah 36%). Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun sistem relatif aman, sebagian siswa masih melihat adanya peluang kecurangan. Hal ini menunjukkan bahwa Integritas ujian masih menjadi perhatian utama bagi pengembang sistem atau penyelenggara ujian, dimana perlu mengidentifikasi dan menutup celah yang dirasakan oleh sepertiga responden ini untuk meningkatkan kredibilitas, kejujuran dan keadilan pelaksanaan ujian.
Metode Menyontek
Terkait pertanyaan “Jika Anda/ teman Anda masih bisa menyontek selama ujian, dengan cara apa Anda/ teman Anda melakukannya?” terdapat beragam jawaban namun diambil beberapa sampel seperti:
“Setau saya ada satu yg login dan satunya lagi buka gogle atau AI dll”, “Membawa 2 hp ( Handphone)”, “Salah satu teman tidak masuk ke aplikasi”, “Denagn cara salah satu membuka aplikasi ujian dan satunya membuka aplikasi untuk nyontek”, “Teman saya menyontek dengan membawa hp dua atau dari salah satu mereka membuka google terlebih dahulu”, “kebanyakan teman saya mencontek dengan meminjam hp teman sebangku dan setelah mencari jawaban mereka bakal bisa nemuin jawaban dengan melihat hp yang udah mencari. Tapi rahasiakan dari teman saya”, “Bisa dengan cara membwa 2 hp, satu untuk ujian satu untuk nyontek, ada juga yg nyontek dg teman sebangku dg cara satu masul ke soal dan satu lagi nyari jawaban, setelah dapet jawaban, yg cari jawaban akan masuk ke apl si jaring dan ikutin jawaban temen yg tadi nyontek, pendapat ini karna aku melihat langsung teman ku melakukan contekan seperti itu, tidak termasuk saya”, “Membuka cici”, “Saling tuker jawaban”.
Namun ada juga yang tidak memberitahu seperti : “MENURUT SAYA ITU GA BOLEH DI KASIH TAU , KARNA ITU PRIVASI KITA SEBAGAI MURID”, “Tidakkkk akan cepu ( etikaa pertemanan)”, “Kepo ya?”, “Kamu nanyak?”
Berdasarkan hasil jawaban pertanyaan terbuka terkait Metode Kecurangan Ujian Daring mengindikasikan bahwa metode kecurangan berpusat pada dua teknik utama: penggunaan perangkat ganda dan kolaborasi langsung antar siswa. Perangkat Ganda (Dual Device) dan Akses Informasi ini adalah yang paling sering disebutkan dan merupakan masalah teknis utama. Caranya meliputi: a) Membawa Dua Ponsel (Handphone): Satu ponsel digunakan untuk menjalankan aplikasi ujian (SIJARING), sementara ponsel kedua digunakan untuk mencari jawaban di sumber lain seperti Google atau aplikasi AI. b) Kolaborasi Perangkat: Satu siswa masuk ke aplikasi SIJARING, sementara siswa lain menggunakan perangkat terpisah untuk mencari jawaban, kemudian mereka berbagi jawaban secara bergantian atau langsung.
Kolaborasi Langsung dan Celah Sistem dengan memanfaatkan interaksi fisik dan celah dalam pengawasan. a) Siswa bertukar jawaban atau meminjam ponsel teman sebangku untuk mencari jawaban yang sudah ditemukan. b) Pengaturan Login: Salah satu teman sengaja tidak masuk ke aplikasi ujian agar bisa bebas mencari jawaban di luar, sementara temannya yang lain bertindak sebagai pemegang soal, lalu mereka berbagi informasi.
Kendala Informasi (kerahasiaan), sebagian kecil responden secara tegas menolak memberikan informasi mengenai cara menyontek. Respon seperti “PRIVASI KITA SEBAGAI MURID” dan “Tidakkkk akan cepu (etikaa pertemanan)” menunjukkan adanya kode etik atau solidaritas pertemanan di antara siswa untuk tidak membocorkan cara-cara kecurangan, yang menguatkan dugaan bahwa metode-metode tersebut sudah umum dan terorganisir.
Berdasarkan kasus metode kecurangan di atas dibutuhkan pengetatan pengawasan fisik untuk mencegah siswa membawa perangkat ganda dan peningkatan kedisiplinan pengawas untuk memastikan tidak ada kolaborasi atau penggunaan perangkat lain saat ujian berlangsung. Kekakuan responden untuk berbagi informasi juga mengisyaratkan bahwa metode kecurangan ini lebih umum dari yang terlihat dalam data persentase.
Kritik Saran Terhadap Pelaksanaan Ujian Daring
Pertanyaan terbuka terkait “Tuliskan kritik/ saran terhadap pelaksanaan ujian daring dari sisi apapun seperti dari sisi penggunaan aplikasi SIJARING/ Panitia Pelaksana/ Pengawas Ujian/ Tim Teknisi Aplikasi/ lainnya!” terdapat beragam jawaban namun diambil beberapa sampel seperti:
“Aplikasi sijaring itu kadang eror ntah itu sinyal internet ngelek atah jawaban tidak bisa di isi”, “Pengawas ujian terlalu pokus dengan hp nya hingga tidak memperhatikan binaannya ataupun membiarkan binaanya menyontek”, “Dari segi panitia sudah bagus, namun beberapa pengawas masih kurang pengawasan dan memberikan kedisiplinan kepada murid, seperti jangan ribut dll”, “Aplikasi nya masih terasa ribet dan harus pencet banyak tombol yg membuat apl lebih lama”, “Wifi sekolah sering ngeleg”, “Pengawas kurang memperhatikan”, “Pengawasnya kurang mengawasi murid,karna ada juga murid yg membawa hp2 dan menggunakan aplikasi lain”, “Harus cek seluruh siswaa dan pastikann udah masukk ke aplikasi si jaring”, “Hanya saran saja nilainya lebih baik di tampilkan di akhir ujian”, “guru harus keliling agar kalau ada yang menyotek mudah di ketahui”, “Kekurangn sinyal kota”, “Pengawass tidak aktif/tidakk keliling dalam menjaga kelas”
Berdasarkan masukan responden, pelaksanaan ujian daring menggunakan aplikasi SIJARING secara umum menghadapi dua isu utama yang perlu diatasi segera, yakni: Kinerja Sistem dan Aplikasi, serta Integritas Pengawasan Ujian. a) Isu Integritas dan Pengawasan Ujian: Kritik tertuju pada Pengawas Ujian yang dinilai kurang aktif, tidak keliling, atau terlalu fokus pada perangkat pribadinya. Responden secara spesifik menyoroti bahwa pengawas membiarkan siswa menyontek atau kurang memberikan kedisiplinan, yang diperparah dengan adanya siswa yang membawa dan menggunakan ponsel atau aplikasi lain selama ujian. b) Isu Teknis dan Penggunaan Aplikasi SIJARING: Kritik juga ditujukan pada aspek teknis, terutama terkait koneksi internet (“Wifi sekolah sering ngeleg”, “kekurangan sinyal kota”) yang menyebabkan aplikasi mengalami error atau kesulitan mengisi jawaban. Selain itu, terdapat masukan mengenai desain aplikasi yang masih terasa “ribet” karena membutuhkan banyak tombol dan proses yang memperlambat pengguna.
Saran perbaikan berfokus pada peningkatan kinerja pengawas (seperti “guru harus keliling” dan “cek seluruh siswa”). Secara ringkas, kunci perbaikan terletak pada pengetatan disiplin dan aktivitas pengawasan oleh panitia, disandingkan dengan optimalisasi infrastruktur jaringan dan penyederhanaan antarmuka aplikasi SIJARING.
Kesimpulan
Pelaksanaan ujian daring dengan aplikasi SIJARING terbukti efisien dan mudah digunakan oleh peserta. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa nyaman, mulai dari kemudahan instalasi 69% responden setuju dan 19% setuju hingga kelancaran memilih mata pelajaran 73% setuju dan 17% sangat setuju. Namun, di balik kepuasan teknis ini, laporan kritis mengenai kelemahan pengawasan dan pengakuan adanya metode kecurangan dimana 36% peserta didik akui adanya celah menyontek menggunakan dua perangkat ponsel menimbulkan pertanyaan serius mengenai standar integritas ujian yang diterapkan.




5 komentar
Budiartha, Selasa, 30 Sep 2025
Mantap sijaring semoga kedepan ada solusi solusi terbaik untuk meminimaliair kekurangan sijaring, mari tetap fokus mengajak siswa untuk berproses…
Budiartha, Selasa, 30 Sep 2025
Mantap sijaring semoga kedepan ada solusi solusi terbaik untuk meminimaliair kekurangan sijaring, mari tetap fokus mengajak siswa untuk berproses…
Irma Hastuti, Selasa, 30 Sep 2025
Masya Allah Si Jaring memang efektif dan efisien…
Andi Ali Kurniawan, Rabu, 1 Okt 2025
SIJARING adalah aplikasi yang dirancang untuk memudahkan proses penilaian, merupakan langkah smart yang diterapkan oleh Kurikulum SMKN 2 Kuripan. Adapun kelemahan yang dimiliki merupakan bagian refleksi untuk pengembangan aplikasi. Menurut saya, hal yang perlu dilakukan adalah:1) penanaman karakter murid lebih ditingkatkan, 2) pengawas dilengkapi dengan perangkat pemantauan aktivitas peserta ujian.
Taufik, Rabu, 1 Okt 2025
Kalau masih ada kekurangan, semoga nanti ada versi yang lebih baik.